Selasa, 17 Januari 2017

Mengenal lebih dalam sejarah Museum Tsunami, Banda Aceh

Mungkin masih ingat terjadinya Tsunami yang menimpa Kota Banda Aceh di Tahun 2004, 26 Desember lalu. Bencana yang begitu besar telah menelanjiwa sekitar 120.000 jiwa yang meninggal. Sejak kejadian itu, dbangunlah Museum Tsunami guna untuk mengenang gempa bumi yang mengakibatkan tsunami tahun 2004 dan menjadi pusat pendidikan dan sebagai pusat evakuasi jika bencana tsunami sewaktu-waktu datang lagi. Di resmikan pada bulan februari 2008, Tepatnya berada Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang Padang kota Banda Aceh
Image result for museum tsunami aceh 
Sumber Foto : museumtsunami.blogspot.com

 Image result for museum tsunami aceh
Sumber Foto : Telusuriindonesia.com

Museum Aceh ini dibangun atas prakarsa beberapa lembaga yaitu Badan Rekontruksi dan Aceh-Nias, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Daerah Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Ikatan Arsitek Indonesia selain itu  juga Museum ini didesain oleh Arsitektur ITB Bandung, M. Ridwan Kamil dengan Judul Rumah Aceh As Escape Hill, yang di ambil ide dari rumah tradisional rakya aceh sendiri dengan bangunan rumah panggung. Dengan biaya sekitar 70 Miliar, dibangun dengan 2 lantai, terdiri dari
-          Lantai 1 dengan area yang terbuka, yang dapat dilihat dari luar, fungsinya sebagai tempat mengenang perisriwa tsunami 2004 lalu. Terdapat juga , ruang pamer tsunami, pratsunami, saat tsunami dan ruang pasca tsunami. Juga terdapat,  beberapa gambar peristiwa tsunami, artefak jejak tsunami, dan diorama kapal nelayan yang diterjang gelombang tsunami dan diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge Blang Cut.
-          Lantai  2 museum terdapat media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat dimensi), dan souvenir shop. Bermacam Alat peraga seperti : rancangan bangunan yang tahan gempa, model diagram patahan bumi.
Tidah hanya itu saja, dilengkapi beberapa fasilitas ersedia dengan berupa ruang lukisan bencana, diorama, pustaka, ruang 4 dimensi, serta cafe. Eksterior museum ini mengekspresikan keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif berunsur transparansi seperti anyaman bambu.
Bangunan museum dibangun terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan dekorasi bernuansa islam. Jika dilihat dari Luar terlihat Bnagunan bebrbentuk kapal, dengan sebuah mencusuar berdiri tegak di atasnya.
Untuk dapat berkunjung ke Museum ini dibuka ada
Hari Senin – Minggu
-           pagi di jam 10.00 – 12.00
-          sore di jam 15.00 – 17.00
Khusu hari jumat Tutup untuk umum. Dan tidak ada tarif biaya masuk ke kawasan ini, yang artinya gratis dinikmati bagi para pengunjung. Tetapi ada tarif  yang harus dikeluarkan untuk memasuki area 4d.
Jika pengunjung memasuki museum ini, awalnya akan menemui lorong sempit dengan air terjun yang mengeluarkan suara begemruh di kedua sisinya membuat suasana mengingatkan dahsyatnya gelombang tsunami. Tak hanya smapai disitu saja, Museum ini juga melengkapinya dengan menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.
Untuk dapat sampai disini, pengunjung dapat menggunakan Kendaraan Umum nomer 05 jurusan Terminal Punge-Ulee Lheu yang berada di Terminal Keudah di dekat Baiturrahman. Tarifnya sekitar Rp 4.000 per orang, bisa juga menggunakan Bentor atau becak montor dengan t tarif sekitar Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per becak, maupun kendaraan Pribadi dari arah Jalan Sulaeman Daud belok kiri menuju Jalan Nyak Adam Kamil 5, belok kiri lagi menuju Jalan Sultan Iskandar Muda, ikuti jalan ini hingga menemukan Museum Tsunami yang berada persis di pinggir jalan, mengingat letaknya sangat strategis untuk dijangkau.

0 komentar:

Posting Komentar