Selasa, 17 Januari 2017

Mengunjungi Wisata Religi Masjid Senapelan Pekan Baru

Terdapat juga Wisata Religi yang dapat dikunjungi saat Liburan tiba. Salah satu nya Masjid Senapelan yang merupakan Peninggalan Bersejarah yang berada di Kecamatan Senapelan. Yang di bangun oleh Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah (1766-1780), Raja ke empat Kerajaan Siak Sri Indrapura, sekitaran th. 1762 M. Yang merupakan bukti Kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di Pekanbaru (Senapelan) yakni di saat
Berjalannya Waktu, Masjid ini tidak hanya sebagai melakukan Ibadah saja namun juga dijadikan Tempat Wisata Religi yang ramai dikunjungi oleh Penduduk Pekan Baru sendiri maupun dari berbagai Kota Luar. Masjid ini tepat pada Pusat Kota Jalan Masjid No. 13, Kampung Bandar, Desa Payung Sekaki, Kecamatan Senapelan. Sehingga dapat diakses dengan mudah oleh Transportasi Umum, maupun kendaraan Pribadi.
Pengunjung dapat berziarah ke Makam Pendiri Kota Pekanbaru Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah bergelar Marhum Bukit. Juga makam Sultan Siak ke IV, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang bergelar Marhum Minggu.
Image result for Masjid Senapelan Pekan Baru 
Sumber Foto : wisatamelayu.com
Image result for Masjid Senapelan Pekan Baru 
Sumber Foto : pegipegi.com
Tak jauh dari Masjid ini sekitar 300 Meter, Pengunjung dapat mengunjungi Pasar Bawah yang merupakan Surga Belanja di Pekan Baru yang merupakan Pasar Tertua yang dapat jadikan sebagai oleh-oleh yang mulai dari lempuk durian, keripik nenas, keripik nangka, salai ikan patin, dodol durian, kue bangkit, kacang jam, serta ada banyak lagi. Harga nya cukup murah. Rata-rata di bandrol dari mulai Rp 17 ribu sampai Rp 35 ribu. Dan tak hanya itu saja terdapat juga acam – macam Souvenir dan Cindera mata lainnya juga t-shirt, gantungan kunci, miniatur perahu Lancang Kuning, kue khas Riau serta banyak lagi yang dapat dijadikan Oleh – Oleh Khas Riau ini.
Bahkan Tidak jauh dari Pasar Bawah, terdapat Tugu titik 0 pertama di Pekanbaruyang tepat berada di  Pelabuhan Pelindo, Kelurahan Kampung Dalam, Senapelan. Disarankan jika ingin mengunjungi Pelauhan Pelindo Saat menjelang Sore,  karena, banyak Pemandangan yang  dapat dilhat dengan Banyaknya kesibukan orang-orang di pelabuhan ini. Dari mulai memancing, olahraga, sampai duduk enjoy sembari melihat kapal-kapal besar bertumpu di Sungai Siakyang  sungai terdalam di Indonesia.
Setelah menikmati Pemandangan Keramaian Pelabuhan Pelindo, dapat dilanjutkan dengan mengunjungi tempat tinggal Tuan Kadi di Jalan Senapelan Gang Tepi sekitar 500 meter dari Pasar Bawah  Tuan kadi merupakan Peninggalan Kesultanan Siak yang dijadikan persinggahan Sultan Syarif Kasim II saat berkunjung ke Kota Pekan Baru. Terdapat juga Kamar Tidur yang dipakai oleh Sultan Suarif Kasim II, juga digunakan sebagai tempat pembahasan mengenai bentuk masalah apapun serta kiat membenahi Bandar Senapelan ini.
Masjid Senapelan ini memiliki sejarah dahulunya saat kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah memindahkan serta menjadikan Senapelan yang sekarang lebih dikenal dengan Pekanbaru sebagai Pusat Kerajaan Siak. Menjadi kebiasaan Raja Melayu saat itu, perpindahan pusat kerajaan selalu diikuti dengan pembangunan " Istana Raja ", " Balai Kerapatan Kebiasaan ", serta " Mesjid ". Ketiga unsur itu harus di bangun sebagai representasi dari unsur pemerintahan, kebiasaan serta ulama (agama) yang umum dimaksud " Tali Berpilin Tiga " atau " Tungku Tiga Sejarangan ".

di Tahun 1762, dikerjakan upacara " menaiki " ketiga bangunan itu. Bangunan istana dinamakan " Istana Bukit " balai kerapatan kebiasaan dimaksud " Balai Payung Sekaki " serta mesjid dinamakan " Mesjid Alam " (yang mengikut pada nama kecil sultan Alamuddin yakni Raja Alam). Pada th. 1766, Sultan Alamuddin Syah wafat serta di beri gelar MARHUM BUKIT. Sultan Alamuddin Syah digantikan oleh puteranya Tengku Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Pada saat pemerintahannya (1766-1779), Senapelan berkembang cepat dengan kesibukan perdagangannya. Beberapa pedagang datang dari segala penjuru. Jadi untuk menyimpan arus perdagangan itu, dibuatlah satu " minggu " atau tempat pasar yang baru, minggu yang baru berganti dengan  nama " Pekanbaru " hingga saat ini.
Berjalannya Waktu Masjid ini dijadikan untuk menyebarkan Islan dan memberikan Pengetahuan tentang agama oleh seorang Ulama, Sayid Osman. Perubahan yang begitu cepat membuat Masjid ini tidak bisa menampung banyaknya Jamaah yang berdatangan. Sehingga, atas hasil musyawarah Sultan Muhammad ALi, Sayid Osman, Datuk Empat Suku beserta beberapa pembesar yang lainnya. untuk Pembesaran Luas Masjid ini dilakukan oleh ke empat " Tiang Seri " disiapkan oleh Datuk Empat Suku, " Tiang Tua " disiapkan oleh Sayid Osman, " Kubah Mesjid " disiapkan oleh Sultan Muhammad Ali, sedang pelaksanaannya dikerjakan oleh semua rakyat. Hal ini menunjukkan persebatian/kesatuan pada Pemerintah, Ulama.
Yang dimaksud dengan :
-          Sultan ialah Pucuk pemerintahan pemegang daulat
-          Datuk Empat Suku ialah Tiang pemerintahan pemegang adat
-          Ulama ialah Tiang agama pemegang hukum syarak
-          Rakyat ialah Darah daging kerajaan pemegang Soko Pusaka, petuah serta amanah

0 komentar:

Posting Komentar